Sabtu, 12 Maret 2011

maaf

aku meminta maaf, bila asaku buatmu terganggu.
aku meminta maaf, bila rasaku tak mampu kuakhiri.
aku meminta maaf, bila aku ingin tetap disampingmu.
aku meminta maaf, bila kamu tak harapkan hadirku.
aku meminta maaf, bila langkahmu terhambat karna aku.
aku meminta maaf, bila tawamu tertahan untuk aku.
aku meminta maaf, bila gerakmu menjadi terbatas karna aku.
aku meminta maaf, bila semua tentangku membuatmu terbebani.
dan aku meminta maaf, bila maafku adalah sebuah kesalahan.

fiksimini


Percakapan ini dimulai waktu aku iseng buat status di akun facebook ku, waktu itu aku bener-bener lagi keingetan si mantan pacar, yaudah iseng aja buat fiksimini :). Eh temenku si ichan ikutan komen, yaudah deh ujung-ujungnya malah bales-balesan fiksimini. Sebenernya biasa aja sih, tapi pengen aja aku masukin ke blogku, xixixi (punten ya ichan kata”mu aku tulis disini, abis kalo ga ditulis juga ntar aku kayak orang bego ngomong sendirian, wehehehehehe)
Langsung aja ah, checks this out! #haha apasih

Devi Restiana : sekedar mengingatmu membuatku rindu, masihkah kamu mau memeluk atau sekedar mencium pipiku?

Ichan Electrosoul : negara kita bilang kita bebas memeluk sesuatu yg kita percayai, aku percaya kamu, jadi boleh kupeluk?

Devi Restiana : kalo km peluk aku 2 menit, berarti km hanya percaya aku 2 menit, begitupun bila km memeluk aku 3,4, atau 5 menit. Kalo km percaya aku selamanya, akankah km mau memelukku selamanya juga?

Ichan Electrosoul : kalau ini hanya masalah kepercayaan, maka ijinkan aku untuk memeluk hatimu saja :)

Devi Restiana : tapi hatiku sudah terkunci dan kuncinya sudah kubuang. Maukah kamu mencari kuncinya? Dan bila km mampu menemukannya, kamu bisa memeluk hatiku, selamanya :)

Ichan Electrosoul : hei, perkara mudah nona, akan kucari pembuat duplikat terhebat, aku lelah hanya bermain di pekarangan hatimu, dingin diluar sini, ijinkanlah aku masuk :)

Devi Restiana : tapi hatiku sudah usang dan koyak karna patah hati, apakah kau sudi mampir di hati seperti ini? Bila tak keberatan, aku mempersilahkanmu untuk masuk :)

Ichan Electrosoul : Jika dipersilahkan, akan kulukis berjuta pelangi berwarna monokrom didinding2 hatimu, pelangi yang hanya berwarna "aku" disitu. Akan kujaga hati itu sebagaimana senyawa kimia berbahaya yang patut untuk dijaga :)

Devi Restiana : kamu terlalu "terang" untukku, aku takut kilaumu menutupi aku, dan akupun takkan terlihat olehmu
bolehkah aku ikut melukis warnaku sepertimu, agar kita terihat indah bila berdampingan dan saling menjaga :)

Ichan Electrosoul : Lalu biarkan terangku dan terangmu menjadi kapur kita, kapur kita untuk melukiskan cahaya bagi kehidupan kita. Biarkan kita tenggelam didalam dimensi yang hanya ada kita didalamnya :)

Devi Restiana : aku tak keberatan menghabiskan sisa waktuku denganmu, merangkai kisah didimensi yg kita miliki, ya cuma kita berdua dan bahagia :)

Ichan Electrosoul : Lalu dimulailah satu lagi kisah, kisah yang tuhan tuliskan, kisah yang aku harus antri untuk dituliskan oleh tuhan, kisah tentang kita :)

Devi Restiana : semua memang diberi oleh tuhan diwaktu yg tepat sayang :)
tuhan akan merasa senang bila kita saling menjaga dan saling memeluk erat hati kita, selamanya :)

udah akhirnya selesai disini, dan mereka hidup bahagia selamanya #kayakdongengcinderella
haha :D

tentang kamu


Sayang, sekedar mengingatmu membuatku rindu
masihkah kamu mau memeluk atau sekedar mencium pipiku?
Sayang, saatku sendiri aku ingin km menemaniku
apakah kamu tak keberatan menyisihkan sedikit waktumu untukku?
Sayang, saat hpku bergetar taukah kau aku berharap kau yg mengirimiku sms
sudikah kamu menanyakan kabar atau kegiatan apa yg aku lakukan hari ini?
Sayang, aku tak pernah tau mengapa hati ini tetap memilihmu
dan apakah kamu merasakan hal yg sama denganku?


Cerita singkat
Part #1

Malam itu kamu kembali mengajakku untuk bertemu, ya akupun lupa sudah ajakan yg keberapa kalinya itu, kadang aku salut, kamu tak pernah bosan melakukannya, entah karna penasaran atau apalah tujuannya, aku tak begitu paham dan aku juga tak mau terlalu memikirkannya..
Setelah berfikir sejenak akhirnya akupun setuju untuk bertemu. Jantungku mulai berdegup tak karuan memikirkan kata pertama apa yg akan aku ucapkan, bagaimana rupanya, baikkkah ia sebaik ia di ketikkan smsnya selama ini? Aah mengapa aku jadi begini, bukankah kita pernah bertemu sekali di depan warung kecil yg mempertemukan aku denganmu, tapi itu sudah sangat lama dan akupun hanya melihatnya sekilas. Wahai waktu, aku ingin kamu memperlambat putaranmu, aku mohon kali ini saja..
Ya aku mulai menunggu didalam kamar, tapi kamu tak kunjung datang. Aku mulai gelisah, mungkin kamu lupa, tapi kurasa itu tak mungkin. Lama tak jua datang dan akupun tetap menunggu..
Telepon genggamku bergetar, sesuai dugaanku ya itu benar ada pesan darimu. Kamu bilang kamu sudah dibawah, aku keluar balkon dan aku melihatmu berdiri didepan pagar kosku. Aku berkata padamu iya sebentar aku turun (aaaah ternyata itu kata pertama yg aku ucapkan padamu)..
Kamu menyapaku satu kata, ya hanya dengan kata “hei”. Aku bilang ayo kita duduk disitu, *sambil menunjuk bangku kosong dipojokan tembok usang itu. Kitapun duduk berdampingan, aku merasakan detak jantungku berdegup lebih cepat dari biasanya..
Perbincangan mengalir begitu saja diantara kita, seolah kita sudah sejak lama saling mengenal. Sosokmu membuatku nyaman, aku ingin kita tetap begini malam ini, bercerita tentang kita dan saling menilai satu sama lain. Taukan kamu, dengan segala kecuekanmu itu kamu terlihat menarik dimataku :)
Waktu sepertinya tak berpihak pada kita, ya kamu harus pulang dan aku harus kembali naik ke kamarku. Tak lupa aku mengucapkan selamat malam, kamupun membalasnya dengan kata “terimakasih ya untuk malam ini”. Oh tuhan aku suka kata-kata itu, tanpa sadar sepertinya aku juga mulai suka..kamu..


Part #2

Didalam kamar aku tak henti-hentinya tersenyum, salah tingkah memikirkan kejadian tadi. Tak peduli apa kata teman”ku yg melihat, yang aku peduli hatiku mulai merasakan hal yg beda, yaaaa aku jatuh cinta <3. Aku tak kuasa menyembunyikan rasa, kupeluk gulingku berharap itu kamu, terus dan terus kumemikirkanmu hingga akupun terlelap..
Alarmku berbunyi membangunkan aku dari istirahat panjangku, ya hari sudah pagi, terimakasih tuhan, aku masih bisa merasakan rasa yg sama seperti sebelum aku terjaga tadi malam :). Ah sedang apa kamu pagi ini, sudahkah kamu bangun dan merasakan hangatnya matahari pagi ini. Selamat pagi sayang! upsss mungkin aku sudah gila, semenjak kapan aku ingin memanggilmu sayang? Mungkin otakku belum begitu sadar, ya sebelum aku lebih gila lagi lebih baik aku mandi..
Hari ini tak seperti biasanya, aku lebih memilih untuk tersenyum daripada harus bercanda atau sekedar bersenda gurau dengan teman-temanku. Rupanya mereka melihat ada yg ganjil denganku hari ini. Biarlah, aku tak mau banyak berkomentar, biar mereka dengan pikirannya masing-masing menilai keganjilan ini. Aku hanya ingin merasakan ”rasa” ini, yg aku tau aku hanya ingin bertemu kamu..lagi..


Part #3

Kamu menghubungiku meminta untuk bertemu malam ini, jelas aku langsung setuju :). Aku menunggu dan benar kamu datang. Dengan baju hitam itu kamu terlihat jauh lebih menarik dari hari kemarin, aku suka gayamu, sikap cuekmu masih jelas terlihat..tapi aku suka :)..
            Kamu memberikan coklat untukku, dengan cueknya kamu memberikannya ke genggaman tanganku, aku pun menerimanya dan meletakkan coklat itu di sampingku. Aku berucap dalam hati ”oh tuhan semoga cintaku tak seperti coklat, manis namun terasa pahit di akhirnya, amin” ..
            Ditengah perbincangan tiba-tiba kamu mengatakan kata-kata yg aku tau, pasti kamu berusaha mati-matian untuk mengucapkannya. Aku meminta waktu, tapi kamu bilang kamu ingin tau jawabannya malam ini juga, aku bingung harus menjawab apa, sepertinya terlalu cepat, tapi aku tau pasti tuhan memiliki rencana indah untukku. Setelah berfikir beberapa saat, akupun akhirnya menjawab ”iya”. Dengan lugu kamu mengucapkan ”alhamdulillah”, haha aku tertawa lirih, ”knp bilang alhamdulillah tanyaku?”, kamupun menjawab ”lega, akhirnyaaa”. Ada senyum yg terpancar dari bibirmu, ya aku suka melihatnya. kamu memegang pipiku lalu menciumku lembut, waktu berdekatan aku bisa mencium aroma tubuhmu dengan jelas. Rasanya ingin tetap begini, aku bahagia karna akhirnya aku benar-benar dapat memanggilmu sayang :)..


#part 4
Perpisahan

Kamu yg dulu kukenal dengan baik, berubah jadi sosok yg tak ku kenal. Iya aku tidak pernah benar-benar mengenalmu. Kamu seperti mahluk luar angkasa, entah berasal dari mars atau venus. Kamu yg kukenal dulu selalu menyapaku hangat, tapi sekarang, kamu mengacuhkanku dengan sangat. Pernah di hari ulang tahunmu yg ke 20, aku mengirimimu pesan singkat, aku bilang ”selamat ulang tahun, jadilah kamu yg ku kenal dulu, kamu bilang maaf kalau aku berubah”. Tapi mana arti maafmu? semua seolah hanya kata-kata yg tak berarti untukmu.
Waktu terasa begitu singkat, kamu yg dulu memilih aku, kini memilih pergi meninggalkanku. Sakitnya jelas masih bisa kurasakan, sedih, hancur, bingung, tanpa pegangan, ya aku sendirian. Aku galau bila harus menyadari bila kini kita telah berpisah. Kamu telah memilih jalanmu sendiri, meninggalkan aku yg selama ini ternyata hanya menjadi beban untukmu, air mata berulang kali ku seka dari kedua mata sembabku, kali ini aku benar-benar merasa ”kehilangan”..
Banyak pertanyaan mulai menyeruak di ottakku, mengapa kamu tak mempertahankan aku, mengapa kamu dengan mudahnya mengakhiri ini semua, mengapa kamu memberikan keputusan dengan begitu angkuhnya, mengapa kamu menjadikan aku pesakitan cinta yg galau, aaaaargh terlalu banyak kata mengapa..


 #part 5
moving on

Aku tidak bisa terus menerus seperti ini, aku pasti bisa melewati ini, aku akan bahagia dengan atau tanpa kamu. Haha seperti orang bodoh berusaha bangkit walaupun aku tau tongkat peganganku hilang, tapi bukankah aku masih memiliki kedua kaki yg tentu saja bisa kugunakan untuk berjalan, kondisiku buruk hari ini setelah kejadian semalam, tapi aku tetap berusaha menyemangati diri sendiri, terus dan terus tak pernah henti :D
Walaupun tidak hari ini, pasti besok keadaanku akan membaik, aku tau aku belum bisa berjalan, apalagi berlari. Tapi setidaknya aku bisa merangkak untuk sementara waktu, ya menyedihkan memang, aku begini hanya karna kamu. Lagi-lagi aku berusaha menyemangati diriku sendiri, aku tau ini tidak akan berlangsung lama..
Hari ke hari aku mulai merasa membaik, ya memang aku belum bisa melupakan tentang kamu, karna aku tau itu butuh waktu. Kamu terlalu indah buatku, semua tentangmu membuatku jatuh cinta. Bagaimanapun keadaanku saat ini, aku masih bisa merasakan jatuh cinta seperti waktu awal kita bersama dulu. Sedih memang mengingat yg kurasakan justru patah hati, tapi aku tak ingin membenci. Aku senang setidaknya aku sudah bisa menerima kenyataannya bahwa kini aku tak lagi bersama ”kamu”..

beda


Teruntuk dia yang pernah mengisi hariku..

Semua yang dimulai dengan suatu kesalahan maka tetap akan tumbuh dan berkembang menjadi dosa yang aku sendiri tak mengerti bagaimana cara untuk mengakhirinya. Dosa? Tau apa aku tentang dosa, aku hanya mendengar dari ”mereka” yang merasa suci bahwa apa yang kulakukan berarti dosa. Yang aku tau aku meyakini apa yang aku pilih untuk kujalani. Berat memang, tapi langkahku akan terasa ringan bila ia berjalan bersamaku.
Kadang aku bertanya di tiap malamku yang sepi, mengapa Engkau Tuhan yang Maha Kasih menciptakan berbagai perbedaan bila Kau hanya ingin di sembah dengan satu cara. Sumpah demi doa yang aku panjatkan untuk-Mu di tiap hariku, aku ingin bersamanya yang entah mengapa berbeda dariku. Aku ingin dia menjadi orang pertama yang aku lihat di tiap aku membuka mata dipagi hari setelah tidur panjangku, aku ingin menemaninya di tiap susah atau bahagianya sampai aku mati.
Mencintainya seperti candu, ketergantungan ini rasanya melemahkan seluruh syaraf di otakku bila tak bersamanya. Rasa ini sudah terlanjur memenuhi sebagian hatiku.
Tapi sekuat apapun aku menggenggam tangannya, akhirnya genggaman itu juga terpaksa harus kulepaskan karena alasan yang jawabnya sampai kini belum ku temukan, ya semua karena perbedaan. Aku kehilangan canduku, lemah dan tak ada lagi harapan. Aku butuh canduku, tapi kini tak kudapati canduku.
            Taukah Kau Tuhan, sekuat hati aku melepaskan diri dari ketergantungan ini, mencoba bertahan tanpa canduku, ya canduku itu dia dan semua kenangan tentangnya. Ratusan hari rasanya tak cukup untuk melepaskan ketergantungan ini, melupakan semua tentangnya, ya melupakan kenanganku dengannya, sakit Tuhan! Betapa rasanya dada ini terlalu sesak bila mengingatnya. Kesalahanku adalah aku terlalu banyak membuang waktuku untuk terus menjaga tiap detail tentangnya di hatiku. Tentang dia yang seharusnya kulupakan dan tak lagi ku kenang.
            Bukankah dari awal aku sudah tahu bahwa langkahku akan terhambat, tapi mengapa aku terus memaksa berlayar dengan kapal yang layar nya sudah koyak. Bukankah nantinya kapal itu tak akan cukup kuat untuk menahan badai? Argh sudah terlambat untuk menyesal. Kini kapal telah diterjang badai, hancur dan berantakan. Tapi badai ini datang tak akan lama, setelah badai pergi akan datang ada pelangi. Walaupun sementara tapi mungkin akan cukup mengobati hatiku yang kehilangan candu.
            Tuhan Yang Maha Baik, yang aku tau aku mencintainya dan aku menginginkan kebahagiaan atas dirinya. Biar tak bersamanya sekalipun tak mengapa asal aku mohon berikanlah ia ganti yang tulus mencintainya dari aku yang tulus mencintainya setulus aku mencintainya bahkan lebih tulus dari cintaku padanya.  Jaga ia di tiap malamnya, dan berikanlah ia ganti yang bisa menemaninya di tiap susah atau bahagianya sampai ia mati. Ameen.

kutulis setulus doa yang aku panjatkan untuknya
teruntuk dia yang pernah mengisi hariku dua tahun lalu
semoga ia bahagia selalu dengan pilihannya :)

Rabu, 09 Maret 2011

Cinta itu Hakiki

Cinta adalah jalinan yang hakiki
Seperti daun yang bersenyawa dengan matahari yang menjadikannya energi
Seperti kayu yang bersenyawa dengan api yang menjadikannya abu
Seperti bumi yang bersenyawa dengan dengan gravitasi yang menjadikannya stabil pada garis orbitalnya
Seperti kertas yang bersenyawa dengan tinta yang menjadikannya berwarna
Seperti hujan yang bersenyawa dengan angin yang menjadikannya badai
Seperti malam yang bersenyawa dengan bintang yang menjadikannya temaram
Seperti waktu yang bersenyawa dengan detik yang menjadikannya bermakna
Dan seperti adam yang bersenyawa dengan hawa yang menjadikannya sempurna

#aku ingin menjadi sang hawa :)

Harapku

Jika suatu hari nanti kita dipertemukan lagi, anggap itu pertemuan kita yang pertama.
Jika aku ulurkan tanganku, ulurkan pula tanganmu dan jabatlah tanganku dengan erat.
Jika aku sebutkan namaku, anggap nama itu pertama kali kau dengar.
Jika aku tersenyum kepadamu, anggap itu senyuman terindah yang pernah kau lihat.
Jika aku membuatmu marah, anggap itu kesalahan pertamaku kepadamu dan maafkanlah.
Jika air mata jatuh terurai dipipiku, usaplah air mataku dan hiburlah aku dengan senandung indahmu.
Jika kau sedang berbahagia, berbagilah kebahagiaan itu denganku.
Jika aku ingin bercerita tentang peristiwa indah maupun luka, dengarkanlah dan berikan pendapat bijakmu.
Dan jika ini merupakan pertemuan kita yang terakhir, anggaplah semua harapku itu telah kau lakukan untukku, kemarin.

jika aku terhadapmu

Jika aku mengingatmu, entah mengapa semua kerinduan terasa begitu menggetarkan jiwaku.
Jika aku mendengar namamu, entah mengapa namamu seketika berjejalan masuk memenuhi seluruh rongga dadaku.
Jika aku memikirkan kebahagianmu disana bersamanya, entah mengapa ada kesedihan yang berdesir dalam relungku.
Jika kuyakinkan hatiku untuk relakanmu, entah mengapa egoku meyakinkan hatiku untuk terus inginkanmu.
Jika aku berpikir untuk sabar menanti di sini, entah mengapa aku merasa ini adalah jalan yang terbaik untukku kini.

kosong

Rasa yang kini ada perlahan berganti lelah. Ketika dia tak lagi menyapa, bimbang terasa mengganggu. Pudar dan samar tentang dia, hatinya kini tlah berubah. Menatap esok dengan pilu, mengikis hati tak terbalas. Tentang dia ku tak tau pasti, yang ku tau hanya kosong. Ku tahan tangis sengan senyuman, walau sesak mengisi dada. Kini aku telah mengerti, hentikan rasa harus kini.

mencintainya

Mencintainya kadang terasa amat sakit di dada
Mencintainya membuat asaku ada dan tiada
Mencintainya membuat hidup tak dapat lagi berkelana
Mencintainya pudarkan air mata yang terurai dengan senyuman indah
Mencintainya luruhkan seluruh ego di kepala
Mencintainya mencuci otakku hingga kini selalu penuh dengan namanya
Mencintainya terkadang menyakitiku tanpa rasa bersalah
Mencintainya mendetakkan jantung ini menjadi lebih cepat dari biasanya
Mencintainya satu kata yang mengartikan segala rasa