Rabu, 07 Desember 2011

kumpulan kata

Aku selalu punya cara untuk mengutarakan cinta. Seperti ini misalnya.

Mengingatmu pagi, siang, dan malam. Dari mulai membuka mata hingga kembali memejam.

Kamu itu seperti tanda baca dalam tulisanku. Tanpa kamu semua akan terasa datar, kaku.

Bahkan aku sudah mempersilahkanmu untuk masuk, jauh sebelum kamu mengetuk hatiku.

Aku mengirimu rindu tanpa henti setiap harinya. Sebanyak mobil² yang melaju di jalan raya.

Tak ada tempat senyaman selain disitu. Ya dihatimu! *tunjukku.

Mulai bersahabat dengan ketiadaan dan memulai untuk membiasakan diri dengan keadaan.

Seberapapun usahaku untuk menyetarakan tak akan pernah menjadi setara karena ia selalu menaikkan tingkat pembandingnya.

Ini kusediakan telinga dan bahuku. Kamu bisa bercerita sambil bersandar semaumu.

Setiap orang berhak memilih, begitupun dengan kamu. Belajar untuk menerima itu bagianku.

Bodoh adalah ketika aku memilih untuk melepaskan seseorang yang memberi waktu dan hatinya untukku demi kamu yang bahkan tak pernah menyapaku.

Tak baik mengaku baik-baik saja padahal hati sedang merasa tak baik. Tak baik pula mengaku tak ada rasa padahal hati mengharapkan cinta.

Kadang aku menulis namamu berulang dalam sajakku. Hal ini ku maksudkan agar kau mau kembali pulang ke hatiku.

Saat malam hari, kadar rinduku naik satu tingkat.

Kadar kesepian berbanding lurus dengan kehadiran orang yang kita inginkan.

Semenjak mengenalmu, aku tak pernah lagi mengingat masa lalu.

Rindu adalah manifestasi atas ketiadaanmu, biar keberadaannya cukup menjadi bagian dari masa lalu.

Masa lalu harusnya tetap tinggal di masa lalu, kamu tak perlu mengundangnya jika hanya sekedar merasa rindu.

Obat rindu itu hanya satu. Bertemu lalu saling mengutarakan rindu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar