Sabtu, 10 Desember 2011

beda

Sekedar tulisan lama, sarat makna tapi bukan berarti masih ada rasa. Hanya mencoba menguraikan apa ingin aku tulis. mengalir begitu saja, dan tanpa maksud apa-apa :)

Aku selalu nyaman menghabiskan waktuku didalam kamar. Alunan luigi rubino atau olafur arnalds sudah lebih dari cukup menemani kesendirianku. Alasan mengapa aku suka menyendiri adalah karena aku akan jauh lebih mudah menemukanmu dalam sunyi.

Ya, kamu adalah kenangan yang selalu kuhujani dengan rindu. Kupeluk dan kuciumi dalam pilu. Aku selalu menjaga tiap detail kenangan tentangmu dihatiku. Menjaganya agar tetap terjaga utuh seperti ini, selalu.

Kamu tahu, sekuat hati aku berpura-pura merelakan perpisahan kita dulu. Mencoba bersikap biasa saja ketika aku meninggalkanmu dalam diam. Tega katamu? Bahkan kamu tak tahu, aku juga merasakan hal yang sama denganmu. Sakit sayang, seperti ada yang meremas dadaku, sesak hampir tak dapat bernafas.

Tapi cinta saja tak pernah cukup untuk kita. Seluar biasa apapun cinta yang kita punya tetap tak akan pernah cukup. Perbedaan menjadi jurang yang terlalu curam. Bahkan jika kita teruskan, kita bisa terjatuh, bahkan jauh lebih dalam. Merasa menjadi seorang pendosa ketika orang lain mempermasalahkan perbedaan diantara kita, yang kita sendiripun tak pernah untuk mempermasalahkannya. Tapi kini aku rasa mereka ada benarnya. Karena apabila kita teruskan, Tuhanlah yang akan menjadi pesaing kita. Pemisah yang paling berkuasa.

Ya, lagi dan lagi aku mengingatmu. Alunan luigi tetap mengalun. Tapi kali ini lebih terasa menyayat. Tanpa kusadari ada butiran halus yang membasahi pipiku, hangat. Aku rindu kamu. Kenangan tentangmu terlalu lekat, bahkan seolah memelukku dengan erat.

Kini tak ada lagi kita. Yang tersisa adalah aku dan kamu. Aku dengan sendiriku dan semua kenangan tentangmu. Sedang kamu, masih sibuk meminta pada Tuhanmu untuk menjagaku di tiap hariku. Aku tahu itu, selalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar