Sabtu, 10 Desember 2011

Fiksi - part 3

Hari ini aku kembali mengingat hari, hari dimana aku memutuskan untuk memberi hatiku padanya.

Ia mengajakku untuk bertemu, kurang lebih itulah tulisan dalam email yang baru saja kubaca. Ada perasaan berdesir dihatiku. Ya tentu saja aku ingin, ingin menatap lagi tatapan sendu itu. Bahkan ingin merasakan hal yang lebih dari itu. Ah mungkin aku sudah gila, tapi apa daya, itulah yang aku inginkan darinya.

Aku duduk di cafe yang sama waktu itu. Lama tapi ia tak kunjung datang. Apakah aku ditipu, ah pikiran buruk mulai lalu lalang dipikiranku. Sudah 1 jam aku duduk disini, sudah satu gelas stroberi flava kuhabiskan, ya tapi ia belum juga datang. Aku mulai gamang dan memutuskan untuk pulang. Tapi ketika aku mualai beranjak meninggalkan kursi, ada yang menghampiriku dengan wajah gugup dan merasa bersalah. Ia meminta maaf padaku dan memberi penjelasan tentang keterlambatannya malam ini. Pria dengan tatapan sendu ini bilang, sebenarnya sedari tadi ia sudah datang tapi tak berani menghampiriku karena malu. Ah penjelasan apa itu, aku hanya tertawa karena tak tahu harus berucap apa kepada pria pemilik tatapan sendu itu. Ya, obat rindu hanya satu kataku, bertemu lalu saling melepas rindu. "Seperti kita malam ini, bisikku".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar