Rabu, 16 Januari 2013

Masih Tentang Jarak dan Rindu

Hallo pangeran kerenku,

Kamu pasti tahu bahwa putri cerewetmu ini paling benci bangun pagi. Tapi tidak dengan hari ini, tahu alasannya apa? Iya, aku menunggu tukang pos mengantarkan kertas berisi barisan aksara yang tak bisa kuprediksi isinya apa. Ini bisa kujadikan rutinitas menyenangkan tiap pagi. Menunggu tukang pos datang dan berlari cepat ke kamar untuk menciumi amplop suratmu, kemudian merobeknya dengan tergesa. Aku tak pernah sabar untuk membaca tulisan tangan berantakan milikmu. Ujian maha berat sekaligus berkah maha nikmat karena aku dapat mengetahui kabar serta mendengar ceritamu.

Tak pernah ku utus peri manapun untuk bersembunyi di tiap kata yang kugoreskan dalam pena, lalu menyihirmu. Kamu harus percaya Langit, kata-kata pada tiap suratku mengalir begitu saja. Tak ubahnya hujan, jatuh tanpa beban. Aku menyukai rutinitas baru kita, bertukar kabar lewat surat. Semoga mengobati lebam di hati akibat dipukuli oleh rindu. Iya, jarak kurasa begitu keparat. Maaf Langit, bukan ingin mengumpat, hanya saja terkadang lelahku seharian ingin sekali diganti dengan sebuah candaan hangat.

Aku percaya kamu pasti baik-baik saja. Sahabatku tetap sama meski lingkungannya kini berbeda. Tak perlu kita tautkan kelingking karena aku sudah percaya. Tentang kesibukanmu, aku paham sekali. Bukan hanya kamu yang merasakannya, akupun begitu. Kegiatan kampusku mulai padat belakangan ini. Setiap dosen menghujani tugas tanpa ampun. Jadwal kuliahku juga menyita waktu. Tapi Langit, tolong perbaiki pola tidurmu. Kamu harus tetap sehat di tengah padat kesibukanmu. Aku tidak mau mendengar kabar sahabatku jatuh sakit di kejauhan 164 KM sana. Jangan buat putri cerewetmu ini mengomel jika mengetahui pola tidurmu masih berantakan. Awas saja!

Sepertinya menyenangkan jika kita bisa melepas penat bersama di tengah senggang kesibukan kita, walaupun hanya sekadar duduk sembari bercerita ini itu. Rasanya sudah lama tak tertawa lepas bersama. Aku kangen senyum simpulku yang tercipta karena tingkah lucumu. Oia, aku juga kangen menjailimu. Hehehe

Haha sebegitu kangennya denganku? Kalau aku mengikuti caramu, aku hanya akan bertemu kamu di mimpi, sedang aku ingin bertemu langsung. Menatap kedua mata indahmu yang terhalang kaca mata. Melihat alis tebalmu yang seperti ulat bulu. Mengamati barisan gigi rapimu. Ah, apa saja tentangmu; semuanya menyihir. Pasti di Jogja sana banyak gadis-gadis yang tertarik padamu. Aku bisa pastikan itu. Dududu ~

Hey! Mana mungkin kamu bisa iri dengan senja yang indahnya bahkan jauh di bawahmu. Bukan aku tak ingin menulis tentang kamu. Tapi bagaimana aku menjabarkan keindahan yang bahkan keindahannya terlalu indah untuk diindahkan. Tentang hadiah puisi itu, kamu boleh memilih tentang apa saja. Tentang senja, tentang kamu, tentang kita, atau tentang hal lainnya. Apapun, pilihlah salah satu yang kamu mau.

PS: Perbaiki waktu istirahatmu!

Putri cerewetmu,

Luna Putri Malam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar