Selasa, 20 Maret 2012

kumpulan sajak pendek (1)

Waktu kadang selalu di jadikan alasan dan seringkali di persalahkan. Kasihan.

Jatuh cinta tak bisa begitu saja, perlu waktu. Begitupun ketika patah hati, tak bisa begitu saja lupa, perlu waktu.

Ketika kamu memilih pergi dan memutuskan memberi hatimu kepada dia, harusnya kamu bisa mengartikan ucapan selamat dan senyumku sebagai luka.

Aku tidak selalu bisa memberimu seulas senyum atau segelak tawa, tapi setidaknya aku selalu memberimu segenap hatiku.

Kehilangan sebelumnya membuatku lebih menjaga apa yg ada di genggamanku. Tapi syg, hal itu justru menyulitkan geraknya bila tetap bersamaku.

Dulu, aku bisa tertawa hanya dengan menulis sajak tentangmu. Tapi hal itu sekarang justru menjadi salah satu alasanku menangis.

Aku rindu toko buku dengan berbagai macam buku di setiap raknya. Seperti merindukanmu dalam setiap harinya.

Aku pernah menawarimu selimut. Tapi kamu kembalikan karena kamu terbiasa dengan dingin.

Aku sedang mencari waktu yang paling baik untuk lupa. Tapi sampai saat ini hanya ku temui satu waktu. Itupun tak selalu benar-benar lupa.

Aku banyak lupa hal-hal kecil tentangmu. Sebagian banyak lainnya masih mampu ku hafal dengan amat sangat baik.

Kamu adalah kenangan yang meminta untuk di lupakan. Permintaan yang hanya akan berakhir dengan kesia-siaan.

Kesalahanku adalah aku terlalu mempercayakan hatiku kepada hati yang meragukanku.

Semoga aku bisa melupakanmu. Ucaplah kata-kata itu dalam doa pendekmu sebelum tidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar